Kamis, 04 Desember 2008

IDEALISME & BODI SOAK

Oh God….padahal rasanya belum lama saya memposting tentang diare gara2 infeksi usus yg saya alami. Bertepatan dgn UTS (Ujian Tengah Semester), lagi2 saya diuji dengan penyakit yang lebih parah. Memang pada Sabtu, 15 November 2008, saya agak sedikit overwhelming dgn latian abis2an karena mumpung yang dari Vadiar cabang Jakarta (which is the center of our group) datang berkunjung ke Bogor. As I said that I’m restarting almost all of the materials alias ngulang lagi dari basic. On that moment, I was trained basic kicks and various defense style. Saya baru benar2 percaya dgn desas-desus betapa disiplinnya mereka setelah mengalaminya langsung. Benar lho, saking disiplinnya saya hampir2 lupa menarik nafas! Tidak ada kesempatan kita untuk berleha-leha; artinya ketika kita diperkenalkan dengan suatu gerakan atau sequencia (gabungan dari beberapa gerakan), kita tidak boleh hanya ‘oh, I’ve seen it and I guess I don’t good enough at it’. At least kita harus coba beberapa kali sesuai kemampuan kita, baru kita bilang kita belum bisa, bukan tidak bisa. Dan kembali mencobanya di lain kesempatan. Don’t even try to stop, karena hal itu hanya akan menghambat perkembangan kita. No wonder sih, mereka soalnya kaya banget akan pengalaman dan ilmu yang bersumber langsung dari CDO pusat (Grupo Corda De Ouro, kita insya Allah bakal afiliasi dgn grupo ini).

Nah, itulah alasan mengapa akhirnya saya jadi a bit exaggerated, pulang kemalaman dan ketika sampai rumahpun saya seperti kesetanan ingin terus menjajal gerakan2 yang baru saja dipelajari. Mengingat-ingat dan memperlancarnya. Padahal bisa saja dilakukan besoknya, tapi namanya lagi semangat2nya, pengen langsung dipraktekin,hehehe… itulah bandelnya saya, jiwa masih membara tapi tubuh ini sebenarnya sudah protes ingin istirahat. Memang saya akui saya sering tidak aware akan signal2 yang diberikan tubuh saya ketika sudah mencapai titik klimaksnya alias sudah waktunya istirahat dan tidak lagi diforsir. Walhasil ketika terbangun di Minggu pagi, saya kembali merasakan serangan otot2 yang kaku karena kelelahan dan sensasinya seperti tulang2 mau copot semua. Ditambah saya terlalu memforsir belajar karena besoknya, Senin, 17 November 2008, adalah hari pertama UTS. Pada Senin pagi, saya masih merasakan badan yang kaku dan pegal2, tapi saya anggap biasa karena memang biasanya seperti itu dan esoknya rasa kaku itu akan berkurang dan hilang dengan sendirinya. Tapi emang dasar tubuh lagi gak fit, ternyata pada hari Senin itu saya mulai megalami demam disertai nyeri persendian. Pada saat itu saya tidak terlalu mempedulikan demam tsb dan hanya menghandlenya dgn obat demam biasa. Kebetulan memang tidak terlalu terasa karena saya disibukkan dgn UTS, termasuk belajar kelompok dgn teman2. tapi setelah mencapai hari ketiga, bukannya merasa membaik demamnya malah bertambah parah. Obat demam yang saya konsumsi sudah tidak mempan lagi. Dalam hati kecil saya merasakan there’s something wrong with my body, tapi saya keukeuh cuek akan hal itu karena terlalu terfokus pada UTS. Akhirnya gara2 demam yang tak kunjung sembuh berpengaruh pada kinerja saya saat mengerjakan soal2 UTS. Untungnya tidak semua nilai anjlok, hanya saja saya khawatir dengan beberapa nilai mata kuliah yang saya rasa kurang maksimal pengerjaannya. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan salah seorang tante saya saat demam saya mencapai klimaksnya, pada hari Jumat, 21 November 2008 saya pergi ke dokter umum. Sebelum pergi ke dokter saya sempat mengikuti gladi resik wisuda yang akan dilaksanakan esoknya karena saya jadi bagian panitia acara tahunan tsb. Dan setelah diperiksa menyeluruh oleh dokter, saya diwajibkan untuk periksa darah ke laboratorium besoknya dan kontan melarang saya menghadiri acara wisuda yang diprediksikan (emang udah pasti) melelahkan. Lagi2 saya diberi serangkaian obat yang bikin saya bosan. Antibiotik, vitamin dan parasetamol. Tadinya saya malah disuruh beristirahat seminggu penuh oleh dokter, tapi sayang rasanya izin dari UTS yang belum tentu ada susulannya. Toh, tinggal 3 hari tersisa. Saya merasa nanggung dan akhirnya dokter saya waktu itu, Dr. Andri, mengizinkan dengan berbagai persyaratan: begitu beres UTS langsung pulang, obatnya jangan pernah terlewat, makan&minum yang banyak&bergizi, banyak2 istirahat dan jgn ada kegiatan lain yang menguras energi. Kalau sudah seperti itu, saya hanya bisa pasrah dan manut2 saja. Terlebih lagi ketika cek darah ke lab, ternyata saya positif demam berdarah. Bedanya dalam kasus saya belum terlalu parah. Artinya, virusnya sudah menginfeksi tubuh saya, beruntungnya belum menyerang bagian pembuluh darah saya hingga pecah2. namun yang mengkhawatirkan adalah jumlah trombosit saya yang terus berkurang setengahnya dalam interval 2 hari. Lelah rasanya menjalani UTS dengan demam dan nyeri persendian yang tak kunjung sembuh, berjuang setiap pagi untuk mengatasi rasa pusing dan mual yang mendera demi pergi ke kampus. Juga kedua tangan saya yang terus bergantian ditusuk2 jarum suntik untuk diambil darah tiap 2 hari sekali. Sampai2 saya bebal dari rasa ngilu saking terbiasanya dan mbak2 petugas labnya juga hafal dengan saya. Tapi masih untung saya tidak harus dirawat di rumah sakit. Alhamdulillah karena di rumah banyak orang yg turut mengingatkan saya agar disiplin meminum obat dan juga dengan pola makan. Saya juga bersyukur karena dokter yang memeriksa saya sangat perhatian dan terus mengikuti perkembangan kondisi saya. Lucunya, suatu ketika beliau menelepon saya (mungkin saking khawatirnya karena kondisi trombosit saya yang memburuk), beliau sempat salah memanggil nama saya yang tadinya ‘Annissa’ jadi ‘Laura’, hahahahaha…..jauh bgt gitu ya bedanya.

Pada hari terakhir UTS saya kembali cek darah (hemtokrit dan trombosit). Alhamdulillah hasilnya sangat menggembirakan karena jumlah trombosit saya meningkat 2x lipat dan hematokrit saya dalam batas normal! Tapi mungkin karena belum pulih benar saya masih merasakan sedikit pusing. Akhirnya ketika kontrol kembali ke dokter, saya hanya diresepkan vitamin dan tetap diberi wejangan panjang lebar oleh Dr. Andri. Makasih ya, Dok! Sempat ada perasaan bersalah dan menyesal karena lagi2 saya melewatkan banyak event penting:

- Wisuda universitas. Walaupun bapak saya sudah mengirimkan surat keterangan sakit dari dokter pada ketua panitia sebagai bukti, tetap saja saya merasa tidak enak karena sempat mengiktui gladi resiknya dan terkesan sebagai pecundang karena tidak hadir pada hari-H. tapi toh tidak masuk akal yo mosok saya lebih peduli terhadap acara orang lain dibandingkan kesehatan diri sendiri yang jauh lebih penting??

- Batizado grupo Quizumba.memang saya sudah memprediksikan tidak bisa hadir karena nyaris bertepatan dengan UTS. Alhamdulillahnya mereka mengerti. Dita sampai2 membercandai saya ketika saya memberitahunya bahwa bodi saya soak (tubuh saya sedang dalam kondisi kurang baik). Kalau tubuh ini diandaikan sebagai batere, maka kalau soak (rusak) ya tingal beli yang baru. Saya tambahkan ke Dita, sekalian aja belinya ke Electronic City,hahahahahaaa…….

- Batizado grupo Ginga Firme. Lebih2 karena diundang langsung melalui blog saya. Huff, padahal lokasinya di GOR Bulungan. Bulungan kan sudah jadi salah satu tongkrongan tetap saya,heehehe…..

- Batizado grupo Bantus. Apalagi, saya di e-mail langsung undangannya. Lokasinya juga tidak terlalu jauh, di Ancol. Tapi apa daya, saya tidak mau memperparah kondisi saya. Ironisnya lagi, bertepatan juga dengan Trip Pantai Pasir Putih yg diadakan Vadiar cabang Surabaya. Hhuhuhu….ingin nangis rasanya, mana diperparah dengan ajakan persuasif teman2 saya di Surabaya sana yang kerap bikin saya ngiler pengen ikut. Tapi toh mereka mengerti dengan kondisi saya, walau teteup….saya selalu dibayang2i bujukan rayuan maut mereka,hihihihi…..

- Saya masih hutang dengan teman internasional saya, Vojka (baca: Uieka; Wika), yang telah dijanjikan bersama teman2 Vadiar Bogor untuk jalan2 keliling Bogor dan mencicipi kulinernya. I am deeply sorry, Vojka…


Hasil dari sakit yang bertubi2 adalah I lost 5 kg of my weight! Rasanya tidak terlalu mengembirakan karena akibat dari sakit yang bertubi2, walaupun banyak teman2 saya yang iri karena merasa ‘too much fat’ in their body dan ingin seperti saya yang kurusnya langsung drastis. Bayangin aja, celana jeans yang biasa saya pakai tanpa ikat pinggang sekarang harus dibantu ikat pinggang jika saya ingin tetap memakainya. Gak tanggung2, saya harus mengencangkan ikat pinggangnya hingga lubang tersempit! Gimana gak ekstrem coba?! Tapi sisi positifnya adalah saya merasa badan jauh lebih segar dan ringan,hehehheee….. just look at the bright side rather than the dark one. Ntar malah stress jadinya.

Intinya, yang saya rasakan adalah ‘ketidaktahuandiri’ ketika merunut2 mengapa saya bisa sakit seperti ini. Aktivitas yang terlewat padat, beban pikiran yang terlalu banyak karena berkutat dengan idealisme, pola makan&istirahat yang kacau menjadikan tubuh saya ringkih. Saya terlalu berkutat dengan sisi idealisme saya dimana saya merasa ‘okay, I think I can handle all of it’. Dan lebih parahnya lagi, ketika signal2 sudah semakin menguat saya tetap memaksakannya. Itulah yang menyebabkan bodi saya soak. Wew, sejak saat itu saya agak taruma dengan yang namanya jajan dan angin malam. Tapi saya tidak bisa jadi full anak rumahan yang begitu beres kuliah langsung pulang. Mungkin saya akan kembali aktif, tapi bertahap dan tidak langsung diforsir. Begitulah.

1 komentar:

Deyniez mengatakan...

gile ya ninis.. semangatnya ruarrr biasa....
tapi iya sih..walaupun ogut termasuk baru gabung....tapi semangad dah kaya digebugin pake tiang listrik... ibarat orang yang ngejomblo 3 taun eh, dapet pacar yang cantik aduhai=))=))
pokona mah...semoga semangat kite2 tetep membara lah.....
sayang ogut cuma bisa latihan hari sabtu doang:((:((
Derry - si ganteng kalem