Jumat, 28 November 2008

FIXING BROKEN WINGS

This time I’d rather enjoy writing in English than in Indonesia because of some reasons, include this writing is very personal to me. By read an article in Reader’s Digest Indonesia (RDI) edition of November 2008, it realized me about something. My relationship with my father. Somehow I don’t comfortable call him ‘Dad’, I prefer with ‘father’.

On that edition, an article titled ‘The Dad Effect’ written by Claudia Cornwall interested me. Some of researches’s statistics have shown that Dad had a huge influence to their kids in their golden ages. I’ve also read a good quote that said “Fathers who use more diverse vocabulary have a positive impact on their children’s later development.” Honestly that fact made me sad, because I got it not directly from him. I got it from other men who was my mom’s partner, whether her boyfriend(s), her friends, colleagues, or whoever, except my father. For truth, my mom and my father never had a good relationship since I was 5. I often heard they yelled each other, argued, and so on that actually not good for my development as a child. And until finally they were divorced when I was on 3rd grade, I could only remember a little of good memories that I had with him. I also didn’t get a good relationship with him eversince. Sadly I got “Dad’s experiences” when my mom had a relationship with British guy named Lee Drew. He had stayed in Bogor for about 2 years. I had a really good impression when the first time I met him. When I met him on his first arrival to Indonesia in the airport, he was hiding something behind his back and later I knew it was a new edition of barbie (Beach edition) exclusively for me. As a child, I was very excited on that time and it gave me a little bit flashback when I was 5, I’ve asked my father to bought me a barbie that I saw in a toy store. My father only promised me everytime I asked for it, and as I remember, he never completed his promise. Since that time, I always compare between Lee and my father. Somehow, after his arrival, I automatically called him ‘Daddy’. And he also no problem, even glad, with that.

Back again with the reading part, in the article written that many “father” researchers are intrigued by the fact that dads have a different parenting style from moms. Whereas mothers like to soothe and calm down their children, fathers like to excite and stimulate them. Once again, I didn’t get it from my father, but from Lee. During his 2 years stay, he often picked me to some places doing some outdoor activities that stimulate my adrenaline, and also taught me some valuable lessons with his unique style. It was plenty (this word is very British, isn’t it? ^_~) of them so I can’t describe it in details. The most important thing that I’ve learned from him is how to communicate in good British English, whether in writing, speaking, listening, and reading skills. He was there for me in one phase of my golden ages. All of my friends still wondering till now how come that I have an ability to communicate in English very well. The biggest reason is him: Lee.

Oh, one more thing. A 1997 U.S. study by the National Centre for Education Statistics loked at nearly 17,000 students from Kindergarten to Grade 12 and found that there is a payoff when dads participate in activities at school, such as volunteering or attending regular school meetings, parent-teacher conferences and class meetings. The children get more A grades, enjoy school more and take part in more extracurricular activities. Dads boost their children’s school performance in othere ways, too, by reading to them or helping them wih their homework. And Lee really has done those facts to me. We had a lot of great times. I remember two things, a special time for taking care of his parrot named NATO (shorted from No Action Talk Only; because that parrot speaks a lot and a fast-learner bird!) and Strawberry Sundae’s time. Even my mom couldn’t disturb us in those two moments, hahahaha…. It was so fun, because I often got wet and bitten by NATO when I intended to cleaned up his cage and also made my clothes dirty after consumed the Strawberry Sundae. Oh God….I miss all of those old times! Okay, this is one more of important quote: “And girls whose fathers take an interest in what they do are more likely to stick with extracurricular activities such as sports, art, music and reading,” according to a 2004 U.S. study. It really happen to me! Now I’m an active capoeira player and I’ve been a good musician (guitarist) when I was on Junior High. This music interest is most influenced by Charles, another friend of my mom from New Mexico. I learned Spanish, French, and classic guitar from him.

So, the conclusion is I got less from my biologic father. But in fact, it doesn’t really matter to me because I’ve had lots of great times with ‘my other fathers’, even not for a long time. But it was trully brought a big impact to my later development. And now I’m so glad because I feel that my real father intends to fix our relationship. I call it with “Fixing broken wings”.

For addition, I have 3 cousin that experienced the same way with me and happily, they’re also getting back of a good relationship with their fathers after lost it for over 10 years. I just hope this would be an illumination for us and will lead us to a brighter future. Amin. And for you who had a very good relationship with your dad, just keep it up. Celebrate it! Because you’re so lucky to have a good childhood, not like me and my other cousins. Well done then! ^_^

Freeganism; Sebuah Gaya Hidup Alternatif Anti Konsumerisme

Suatu ketika saya menonton salah satu talk show favorit saya, Oprah Winfrey Show, pada salah satu episodenya benar-benar membuka mata saya. Bayangkan, di New York City, kota besar yang dipenuhi dengan jutaan penduduk yang memiliki gaya hidup kosmopolitan, ternyata ada sekelompok orang yang sudah cukup muak dengan sikap konsumtif orang-orang di sekelilingnya. Di antaranya adalah Madeline. 3 tahun sebelumnya ia adalah seorang eksekutif dengan gaji jutaan dollar. Tapi suatu ketika ia mulai berpikir betapa konsumtifnya dirinya selama ini, “ I started thinking about what I was consuming. “ “ I started looking at how much I was consuming and how consumerism is really driven by corporations who make lots and ots of money by getting us to buy things,” katanya seperti yang dilansir di Oprah.com. Pernyataannya tersebut menggugah hati saya. Walaupun saya tidak hidup di kota yang besar-besar amat sepertinya, namun sayapun mulai berpikir seberapa konsumtif saya selama ini.

Madeline bersama komunitasnya setiap malam mengadakan “trash tour” atau tur sampah di New York. Ketika saya menonton videonya awalnya saya merasa jijik. Bagaimana tidak, komunitas yang disebut freegans itu mengaduk-aduk tempat sampah di halaman belakang sebuah swalayan mencari-cari makanan yang masih layak konsumsi. And you know what, they found a lot! Merekapun tampak senang dengan hasil temuan masing-masing. Kelihatannya seperti baru menemukan harta karun. Ada yang menemukan selusin telur yang masih utuh, sekotak muffin yang layak konsumsi, fruits, vegetables, dsb. Tapi yang mengherankan saya adalah mereka samasekali tidak merasa jijik dan kalau saya perhatikan lagi videonya, memang temuan-temuan tsb dalam kondisi yang utuh dan masih layak konsumsi. Pertanyaan yang menghinggapi kita semua adalah: mengapa kalau masih layak konsumsi lantas dibuang? Nah, jawabannya sungguh konyol. Produk-produk tsb dibuang bukan berdasarkan alasan sudah tidak layak konsumsi karena busuk, atau alasan lainnya yg menyangkut kesehatan konsumen, namun karena alasan estetika. Misalnya saja selusin telur yang ditemukan Madeline. Hanya karena gara2 dalam dus tsb ada satu telur yg pecah, maka keseluruhannya dibuang oleh pihak swalayan. Padahal 11 lainnya masih utuh dan layak konsumsi. Sebegitu parahnya konsumerisme yang menjangkiti sebagian besar masyarakat di AS, sehingga muncullah istilah freeganism.

Freeganism adalah sebuah gaya hidup yang dipilih oleh sekelompok orang untuk menjauhi gaya hidup konsumerisme yang sekarang ini menjangkiti hampir sebagain besar masyarakat dunia, terutama di AS. Mereka berusaha keluar dari sistem sosial yang mengagungkan konsumerisme dan disebrluaskan oleh kaum kapitalis yang UUD alias Ujung-Ujungnya Duit. Freegan adalah sebutan bagi orang yang menganut freeganism. Ketika reporter CNN utk Oprah Wifrew Show, Lisa Ling, berkunjung ke apartemen Madeline, ia terkejut karena hampir sebagian besar barang-barang di apartemennya merupakan barang lama, namun tertata rapih dan dalam kualitas yg layak pakai. Bahkan Madeline sudah 2 tahun tidak membeli baju baru! Ia memutuskan utk menjadi freegan setelah merasa lelah bekerja dgn gaji jutaan dollar dan menemukan kenyataan bahwa ia bekerja keras selama ini utk memperoleh uang yg lebih banyak utk membeli barang lebih banyak. Dan perlahan ia mulai sadar, dgn uang banyak lalu bisa membeli banyak barang bagus, apakah sebenarnya ia benar-benar memerlukan itu semua? Lalu juga terbesit pemikiran bahwa tindakan konsumtifnya tsb hanya menghabis-habiskan sumber daya alam secara sia-sia. “ I would rather not have new clothes every year and not be using up all of the world’s resources, “ katanya. Bayangkan, jika dihitung-hitung, trash tour yg dilakukannya tsb dapat menghemat pengeluaran belanja antara US$100 hingga US$300 atau sekitar Rp 1 – 3 juta!! Lumayan banget kan…


Hal yang sama dialami oleh pasutri Daniel dan Amanda. Mereka memilih freegan lifestyle karena frustasi dgn budaya konsumerisme yg ada saat ini. Daniel bilang mereka hanyalah 5% dari populasi dunia tetapi mengonsumsi 30% dari sumber daya alam yang ada di bumi. Mereka tidak peduli apa kata orang dgn status mereka yg memiliki profesi cukup terpandang. Daniel adalah seorang insinyur dan Amanda adalah seorang dokter umum. Amanda bilang, “ We’d much rather be known as people that dig in trash than people that buy needless things. “ Sebuah pernyataan yang menurut saya cukup masuk akal. “ You have to learn to not get your happiness from things. It’s a pretty easy thing to learn once you try it, “ ungkapnya lagi. Hebat ya, mereka gak gengsi dgn gaya hidup pilihannya itu. Lihat aja fotonya Daniel yang lagi ngaduk-ngaduk tong sampah.



Madeline, Daniel, dan Amanda hanyalah segelintir orang yang berusaha memperjuangkan kelangsungan bumi kita dengan mencoba serangkaian cara simpel dalam hidup mereka dengan stop buying things, consume less and give more. Hidup sesederhana mungkin dan lebih banyak memberi. Kebetulan juga saya sudah 2 tahun belakangan ini secara tidak sadar mulai menghemat pengeluaran utk keperluan yang kurang penting seperti belanja baju, sepatu atau aksesoris lainnya (saya maklum dengan kebiasaan kaum wanita itu gara2 lapar mata)yang ujung2nya hanya akan menuh-menuhin kamar, cuma jadi pajangan dan 5 tahun kemudian*lebaayyyy*baru sadar kalau kita punya ‘sesuatu’ yang terpendam dan berdebu dalam kamar kita. Malah jadinya useless kan. Keuntungan lainnya adalah kamar jadi lebih mudah dibersihkan dan kita jadi lebih mudah menginventarisir barang2 sendiri kalau2 ada yang hilang. Remember, big things started with a small step right? ^_~

Kamis, 27 November 2008

Segway: Kendaraan Alternatif Ramah Lingkungan

Pagi hari ini saya sungguh terinspirasi ketika membaca Radar Bogor edisi hari ini, Kamis, 27 Novmeber 2008. Pada salah satu artikel laporan dari Washington DC yang ditulis Doan Widhiandono, disitu judulnya "Putar-Putar di Ibu Kota Amerika Serikat dengan Menunggang Segway". Melihat fotonya mengingatkan saya ketika menonton film "Agent Cody Banks" yang dimainkan oleh Frank Muniz&Hilary Duff. It was a long time ago and that article reminds me about that again.


Mengingat saya punya pengalaman traumatis dalam berkendara, khususnya menaiki sepeda motor, saya rasa kendaraan personal ramah lingkungan ciptaan Dean Kamen tsb cukup menjadi solusi bagi permasalahan kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara. ya walaupun banyak yg pesimis lantaran bentuknya aneh. (lihat gambar) tapi bukan berarti kemampuannya ecek2 lho. Kendaraan yg pabriknya bermarkas di New Hampshire, AS, ini dilengkapi dengan gyroscopic sensors yang membuat segway bisa mencari keseimbangan sendiri.


I personally love the shape of it. Its very aerodynamic and completed by renewable energy's resources. Tapi dari artikel itu juga saya menyadari bahwa kendaraan yg baru muncul sekitar 7 tahun lalu itu harganya tidak murah. Bayangkan, harga kunci kontaknya saja US$ 500 atau sekitar Rp 5,5 Juta!! Wew...sementara ini cuma bisa mengkhayal aja untuk punya Segway. Say masih bisa menyumbang utk lingkungan dgn menjadi pengguna setia kendaraan umum (baca: Angkot) dan terkadang berjalan kaki jika tempat yg dituju masih relatif dekat. Lumayan sambil olahraga juga. Ya siapa tahu in the next 5 years Segway dibanderol dgn harga terjangkau atau saya sudah mampu membelinya. Who knows??
P.S. : utk info lengkap bisa masuk ke http://www.segway.com

Selasa, 11 November 2008

A Lucky Bastard's Improvisation

Tepat hari ini sebenarnya saya dan Syska berencana hunting rok hitam demi perlengkapan utk UTS nanti. Tapi mendadak saya dimintai bantuan oleh sepupu Syska, Lala, dlm school projectnya. Awalnya saya sempat ragu2 utk membantunya membuat Chocolate chip cookies. I'm not a bad chef, but I also not a good one. Saya bismillahirrohmanirrohiim aja deh. Selanjutnya di tengah kepanikan yg melanda Syska (nah,bagian ini saya juga jadi ikutan mumet,padahal ini PR nya Lala), saya mengusulkan utk memproses (memasak sekaligus memvideokan pembuatan kue tsb) di rumah saya, krn semua peralatan tersedia dan saya sudah hapal medan, sehingga mempermudah proses pengerjaan. Untungnya sehari sebelumnya bahan2nya sudah dibeli. Sebenarnya kami agak sedikit melenceng dari resep asli alias berimprovisasi. Saya sempat pesimis krn track record saya dlm hal membuat kue kurang terjamin,hehehe....tapi ternyata hasilnya di luar ekspektasi: WE DID IT!! utk seukuran amatiran n begajulan macam kami, hasilnya hampir mencapai perfect. Berikut bahan2 n cara membuatnya.
Bahan-bahan:
150 g mentega tawar
1/4 cangkir brown sugar/palm sugar (kira2 50 g)
1/3 cangkir gula halus (kira2 70 g)
1 kuning telur
1 sendok teh vanilla essence
1,5 cangkir self-raising flour (kami menggunakan Tepung Segitiga Biru merk Bogasari)
1 cangkir chocochip (kira2 200 g), bisa diganti dgn coklat butiran merk Cadbury, walopun ukurannya lebih besar atau kismis. Just be creative ^_~
Cara membuat (a la begajulan tapi berhasil):
1. Siapkan mixer, masukkan mentega tawar, gula halus, palm sugar, dan kuning telur. Nyalakan mixer dan aduk dgn kecepatan sedang. Tambahkan vanilla essence. Hentikan bila adonan sudah tercampur rata.
2. Tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit ke dlm adonan tadi. Mengaduknya menggunakan spatula, tidak dgn mixer. Kalau mau rasa coklatnya lebih kuat, bisa ditambahkan cocoa powder merk van Houten atau dark cooking chocolate yg sdh ditim terlebih dahulu. Komposisinya kira2 sepertiga adonan. Juga masukkan chocochip.
3. Siapkan loyang persegi datar yg sdh diolesi mentega. Bulat2kan adonan blh menggunakan tangan (harus bersih tentunya!), menggunakan sendok makan biasa atau ice cream scoop. Sama aja sih...ujung2nya jg bulet2 gak jelas. Bisa kita rapihin lagi pas udah di loyang.
4. Nah, utk pematangannya ada 2 pilihan:
- Oven konvensional (oven listrik): panaskan terlebih dahulu, baru masukkan loyangnya
- Oven modern: atur suhunya 180 C
- Panggang kira2 30 menit
5. Jika adonan sudah tdk menempel (tdk lengket lagi), maka sdh bisa dikatakan matang. Angkat dan tiriskan.
Ya ampun....dgn sgala kerepotan yg terjadi, akhirnya kami berhasil. Upload foto2 msh dlm proses krn Syska blm menge-mail saya. C u with the next surprise!!

Just Recovered; Selamat Datang di Hegemoni Mahasiswa

Wew....finally saya bisa sedikit menyelami hikmah mengapa Allah memberi saya sakit terhitung mulai Sabtu, 1 November - Jum'at, 7 November 2008. Allah asked me to slow down, mengingat aktivitas saya seabrek. I've reached the maximum point ofSudah berapa kali saya diwanti2 oleh orang2 rumah. Tapi saya tetap jadi nenek2 pikun. Waktu makan sering dirapel. Bukan brunch (breakfast-lunch; sarapan ditarik sekaligus ke waktu mkn siang)lagi, tapi kadang saya lupa sampai hari akan berganti! Masya Allah, kalau ingat saat2 gila itu saya jadi nyesel sendiri. Artinya saya menjadi hamba Allah yang tidak tahu mensyukuri nikmat sehat yg telah diberikanNya. Waktu tidur yg seharusnya 6 jam tercukupi, kadang hanya saya penuhi 2-4 jam saja. Kalau dirata2 mungkin dalam seminggu saya hanya tidur cukup pada hari Sabtu&Minggu alias pas weekend aja.
Awalnya pada Jum'at, 31 Oktober 2008, selepas kuliah saya dan Luse (tmn sekelas di fakultas) udah ngidam berat pengen makan mie ayam Wonosobo yg emang terkenal bgt dari zaman saya SMA, yg berlokasi di Jl.Pengadilan (depan sekolahan Regina Pacis). WAahh...begitu mie sudah terhidang di depan mata, saya dan Luse tancap menyerbu dan dalam hitungan menit mangkuk sudah tandas! Yang jadi ciri khas dari mie tsb adalah bumbunya yg bening dan kental ditambah sayur kangkung, truz pangsitnya itu lho...lembut2 seger gitu, trus sambil diseruput kuahnya yg kaya akan rempah2. wew.....itu yg bikin kangen!! Setelah itu saya menyempatkan diri untuk ke Rengganis; melakukan sedikit treatment pada rambut yg sudah kucel n awut2an bgt, sudah 4 bulan saya siksa helai demi helai yg jadi mahkota bagi kaum wanita. Hanya creambath n sedikit merapihkan model rambut; nothing special siihhh...cuma bagian dari relaksasi aja. Tapi esok sabtunya, pagi2 sekitar pukul 06.00 saya sudah mendapat 'panggilan alam'. Awalnya terasa normal, tapi selang 2 jam kemudian perut saya kembali mulas dan tekstur faecesnya pun sudah dirasa tidak normal lagi. Tapi saya masih cuek karena mengira mungkin masih dlm konteks 'masuk angin' yg biasa disimpulkan sebagian besar orang Indonesia. Begitu selang 2 jam berikutnya hal tsb terjadi kembali, saya sudah memastikan something wrong happen to me. Saya langsung meminum 2 butir Diapet dan banyak minum air putih. ternyata selang 2 jam berikutnya masih saja harus ke belakang! Siklus tsb terus berlangsung selama 8x dalam sehari dan saya telah menghabiskan satu strip Neo Entrostop (12 tablet, tapi sisa 2) karena Diapet dirasa tidak mempan. Hari itu saya benar2 lemas, bahkan mungkin dehidrasi parah. Keesokannya frekuensi BAB mulai berkurang menjadi 5x dlm sehari. Tapi bukannya mendingan, saya merasa perut saya dipenuhi suara2 yg bergemuruh. Akhirnya eyang yg tidak tahan melihat saya meringis kesakitan seharian menyarankan saya untuk stop konsumsi nasi untuk sementara dan mengalihkannya ke bubur or nasi tim. Beliau curiga maag saya juga kena imbasnya. Pokoknya makanan saya harus lembut, netral (tidak mengandung pedas,asam,dsb), juga saya harus mengonsumsi telur asin. Ini didasari kepercayaan (?) orangtua dulu kalau telur asin dapat menyembuhkan sakit perut. Well, yang namanya udah dying kaya gitu, yg tadinya saya sangsi sama jenis2 takhayul or hal2 berbau klenik begituan yg blum terbukti secara ilmiah, jadi pasrah; nrimo aja apa2 yg dijejali ke dalam perut. Termasuk dikerok oleh tante (padahal saya paling anti dikerok kalau bukan sudah urgent bgt,lagipula geli,hiiiiyyy!), terus mengolesi bagian punggung dan perut dgn minyak kayu putih, dll. Huff, selama seminggu saya menjalani rutinitas membosankan dgn kelelahan mental krn sakit yg tak kunjung sembuh. Saharian saya hanya bisa berbaring, duduk dgn memegangi perut sembari sesekali meringis krn rasanya sangat tak keruan. 3x sehari mkn hanya bubur+kecap/kuah sop/kuah soto+telur asin, kalaupun mau nyemil, yg available hanyalah biskuit Marie Regal yg telah dihancurkan dengan air hangat sebelumnya. Rasanya sungguh ganjil. Saya yg biasanya sangat dinamis dalam beraktivitas mendadak jadi statis, waktupun serasa terhenti, karena saya tidak bisa mengerjakan apapun. Boro2 berpikir, yg dirasakan tiap menit adalah rasa rasa melilit yg tak kunjung hilang. Ditambah saya sedang menstruasi pula, huh, tambah mulas saja perut ini!
Pada Rabu, 5 November 2008, saya diantar tante dan om ke klinik 24 jam. Disitu saya bercerita detail mengenai keluhan2 yg saya alami pada dokter yg sedang bertugas. Saya didiagnosis maag dan nyeri haid saja. Oleh karena itu saya diberi 2 macam obat maag, sirup&tablet, plus tablet untuk pereda nyeri haid. Sebenarnya saya sudah diminta untuk datang kembali jika obatnya tidak cocok atau alergi, tapi saya lebih memilih mencari second opinion dari dokter lain. Keesokan harinya saya yg sudah terkapar lemah diberi oralit oleh eyang dan satu tablet kecil Imodium 2 mg dan pada sore harinya oleh tante saya diantar ke dokter yg lain. Oleh dokter tsb saya mendapat diagnosis baru, infeksi usus. Infeksi tsb disebabkan oleh diare yg berkepanjangan dan juga kadar asam lambung yg tinggi. Sebenarnya diagnosis ini sudah saya dapat sebelumnya dari teman Tante Cici yg dokter di UNDP, tapi ketika itu saya sedang menunggu hasil pemeriksaan faeces saya di lab. Saya tergerak untuk mencari second opinion tsb selain krn tdk kunjung sembuh, dokter pertama obatnya tak cocok, juga hasil lab menunjukkan faeces saya negatif dari kontaminasi apapun sehingga saya mulai memikirkan diagnosis dokter UNDP tsb. Akhirnya oleh dokter kedua saya diberi resep obat maag kunyah (Polycrol), antibiotik (Chloramex 500 mg) dan Biodial 630 mg sbg penghenti diare. Alhamdulillah...walaupun hingga skrg saya blm 100% pulih, but at least saya bisa kembali beraktivitas dgn nyaman, dgn eksepsi obatnya diminum secara teratur (terutama obat maag supaya lambung saya siap ketika menjelang waktu makan dan antibiotiknya harus dihabiskan). Tentunya saya juga harus memperhatikan pola makan krn hal tsb sgt berhubungan dgn pengonsumsian obat. Sayapun belum berani jajan yg macam2 (setelah tahu saya sakit mungkin dikarenakan makan mie Wonosobo, Luse jadi merasa bersalah pada saya krn dia yg mencekoki saya sambal; walaupun saya hanya menambahkan sebanyak 1 sendok teh!), paling hanya membawa amunisi Marie Regal, air mineral botol dan minyak kayu putih dalam tas. Apalagi tgl 17 November saya akan memulai Ujian Tengah Semester dan merupakan moment penting. Saya harus sehat dan fit.
Sempat ada penyesalan karena saya melewatkan banyak event penting krn sakit dan harus menghadapi UTS, di antaranya:
1. Maperca PERMAHI. sebel banget, padahal saya sudah melunasi baya pendaftaran. Akhirnya saya donasikan saja biaya tsb bagi yg memerlukan. Mana saya dibikin ngiler oleh teman2 yg berhasil menghadiri acara tsb.
2. Batizado&Troca da Corda Grupo Quizumba di Bandung. Beuh..padahal kesempatan kan traveling ke Bandung! tapi apa mau dikata, event ini bentrok sama jadwal UTS,ditambah saya baru sembuh sakit pula. -_-
3. Gathering di Pantai Pasir Putih Situbondo bareng anak2 Vadiar se-Indonesia. Aaaaaaarrrggghhhhh................ini juga! Tampaknya memang belum rejeki saya utk traveling dalam waktu dekat ini.
Klo udah begini saya jadi inget kata2 Sufy dlm pernyataannya di salah satu chat kami "Sleamat datang di hegemoni mahasiswa" dgn segala kemajemukannya, kepadatan aktivitasnya, dsb. Inilah resiko yg harus saya siap terima menjadi seorang mahasiswa.
Ah, biarin deh. Yg penting sekarang saya sudah sehat kembali (walaupun banyak yg bilang masih terlihat pucat) dan masih banyak hal yg harus dikerjakan dan menunggu utk diselesaikan.
SEMANGAT! AXE!!
P.S:
- Dita n Sufy: huff, lagi2 gak bisa nyamperin kalian guys. Hope to catch y'all later! (Dit, nitip kalung berimbau dong klo ada...)
- Kak Irfan, Kak Rully n Kak Stevie, saya bnr2 sakit Kak....maybe next year yaa...yg penting dibolehin ikut serial diskusinya yg saya yakin menark2 bgt!
- Keluarga besar Vadiar Indonesia, esp.Surabaya. Guys....hope to see u soon (next year in our special moment ^_^)

Minggu, 02 November 2008

LINK INFO CAPOEIRA DI INDONESIA

Guys...bagi visitors blog ini yg interest n penasaran bgt ttg capoeira, klian bisa langsung klik link di bawah ini or klo ada pertanyaan yg lebih spesifik, bisa langsung e-mail saya di: Niniez90@yahoo.co.uk / Niniez90@gmail.com

http://www.indo-capoeira.com

http://www.cdoindonesia.com

http://www.quizumbacapoeiraindonesia.com

http://www.senzalabali.com

http://www.senzalaindonesia.com

http://www.capoeira.cc

(sementara ini baru segitu, soalnya masih dalam tahap mengumpulkan informasi dari teman2 capoeirista di seluruh Indonesia. tapi yg paling lengkap ya di link yg pertama, indo-capoeira). Happy browsing!


Warm Regards,

Ninis

P.S: bagi teman2 capoeirista yg membaca n punya info lengkap, bisa via e-mail yah....)

SOME TIPS FOR DOWNLOADING&BROWSING...

Sebenarnya gak penting2 amat sih...tapi siapa tau useful... ^_^

1. Download video
- Buka www.youtube.com
- Ketik judul video yg dicari di kotak kosong, klik SEARCH
- Setelah menemukan video yg dicari, klik pada judulnya.
- Buka new window/tab, masuk ke www.keepvid.com
- Copy URL pada Youtube dan Paste ke kotak kosong di keepvid, klik DOWNLOAD
- Akan muncul pilihan flv (low quality) atau M4a video (high quality), tinggal pilih salah satu.
- Utk download, right click truz pilih Save Target Link As

2. Download lagu (MP3)
- Buka www.mp3raid.com /www.mp3-center.org / http://www.4shared.com/ /www.indowebster.com
- Ketik judul lagu&nama penyanyi di kotak pencarian (supaya lebih efisien n cepat aja), klik SEARCH
- Begitu ketemu lagu yg dimaksud, klik Download
- Nanti ada pilihan Download bla..bla...tinggal right click, Save Target Link As....jgn lupa ubah file exstensionnya jadi xxx.mp3


3. Nonton TV Online (khusus channel di Indonesia)

nonton online TV indonesia (13 Channel dan bisa mengakses hampir semua tv nasional yang mengudara)

di http://www.oaken.info/tv-online klik disini atau

bisa juga disini http://indoweb.tv/

beberapa catatan untuk alamat URL dibawah ini tidak menggunakan ( http:// ) dan untuk browser Google chrome sepertinya tidak support, jadi supportnya di mozilla firefox.

beberapa alternatif url yang lain diantaranya adalah :

Metro TV mms://202.171.25.216/metro -Windows Media Player

Trans TV mms://202.171.25.216/transtv - Windows Media Player

RCTI rtsp://202.58.181.185/broadcast/rcti - RealPlayer (http://www.real.com/

SCTV rtsp://202.58.181.185/broadcast/sctv - RealPlayer (http://www.real.com/)

Untuk ANTV dan SCTV beserta siaran dunia lainnya bisa juga dinikmati gratis di :

http://www.tvunetworks.com/

Melalui situs Binus @ccess kita dapat mengakses layanan Bee Watch yang menayangkan siaran televisi Nasional seperti Metro TV,RCTI, SCTV, Trans TV
Bee Watch dapat diakses di:

http://www.binus-access.com/bee-watch/

nb :

catatan untuk http://indoweb.tv dan http://www.oaken.info/tv-online


sumber:

http://alhakim.wordpress.com

http://mdianapriyanto.wordpress.com/2008/10/31/nonton-tv-online-di-internet/


4. Cek Status Yahoo Messenger
- Buka www.invisible.ir / www.4invisible.com
- Ketik Yahoo ID yg ingin dicek ke kotak kosong yg disediakan, klik SEARCH
- Kalau hasilnya offline maka yg bersangkutan bnr2 off, tapi klo invisible....wah...berarti bohong tuh, online sih...,tapi pura2 off alias invisible!

AN INTERACTIVE DISCUSSION ON THE 2008 U.S. PRESIDENTIAL ELECTION WITH MS. PAYTON DEEKS



Pada Rabu, 29 Oktober 2008, saya dan Syska lagi2 didera semangat yg luar biasa untuk ikutan diskusi menarik soal Pilpres di Amerika dgn Ms. Payton Deeks, diplomat dari Kedubes AS di Jakarta, bagian International Development yg khusus ngurusin Improving Immunization and Controlling Corruption. Diskusinya sendiri berlangsung di gedung Rektorat, Universitas Pakuan, Bogor.

Rupanya kami datang terlalu awal. Padahal segitu dgn 'perjanjian rahasia' kami dgn dosen B.Inggris, yaitu Ms. Iris, supaya kuliah diakhiri 10 menit. Maksudnya biar pas gitu dgn dimulainya acara. Maaf, bpk2, ibu2 dosen, ibu dekan...dan staff2 kampus lainnya, bukannya bermaksud tidak sopan, karena kebetulan kami datang terlalu awal....dan bpk2&ibu2 sekalian lebih memilih duduk di barisan blakang, sooo....kami memutuskan untuk duduk di barisan ketiga dari depan. Ciri2 org yg pengen maju (ini kata Syska), hehehe.... Sebelumnya saya sudah membayangkan, klo dari US Embassy pasti protokolernya lumayan ribet, ditambah dgn pengamanan superketat. Dikawal dgn bodyguard2 yg badannya gede2....ini berdasarkan pengalaman pribadi juga waktu berkunjung ke US Embassy di Jakarta, mau masuk saya dicegat dgn serangkaian pemeriksaan yg amat ketat, mo pindah lantai aja diperiksa lagi loh saking ketatnya! Tapi praduga tsb sirna seketika tiba a young woman with a long hair, wearing a blazer and the blue shirt inside, plus bring a backpack and she walks alone! Wew...betapa kontrasnya mengingat zaman 'kunjungan ke embassy' dulu. Awalnya kerasa banget garingnya suasana di ruangan, ditambah ketika presentasi slide per slidenya ditampilkan dgn begitu cepat sehingga kami, terutama saya, kesulitan mencatat poin2 intinya. Walau begitu jelas sudah sumber utamanya CNN.com, jadi saya yakin keseluruhannya dapat diunduh di situs tsb. Memang sepertinya presentasi tsb sengaja dibuat cepat krn hanya sebagai pengantar diskusi saja. Dan dugaan saya tepat, dari durasi sekitar 3 jam-an, hanya diperlukan skitar 30 menit utk presentasi dan sisanya habis utk sesi tanya-jawab dan mengutarakan pendapat. Yang paling bersemangat bertanya sebenarnya Syska, saya hanya membantunya merangkai kata2 saat berbicara depan mic karena doi nervous bgt, jadi kata2 yg keluar berhamburan layaknya scramble, padahal intinya cuma mo nanya seberapa besar pengaruh krisis ekonomi global terhadap proses pemilu di Amrik. Setelah puas bertanya dan mendapatkan jawaban dari Ms.Deeks, doi gencar memaksa saya untuk bertanya juga sbg 'balas budi' krn saya sudah membantunya. Sebenarnya saya merasa agak kebingungan mau bertanya apa, biasalah....klo sudah seperti itu tiba2 saja suka merasa 'math anxiety'; istilah yg lazim digunakan ketika kita sedang menghadapi ulangan matematika dan kebingungan mo jawab apa! (soalnya otak kita berada dalam kondisi blank) hahaha.... Soalnya selain 'balas budi' itu, doi juga gemas karena mayoritas penanya berasal dari dosen2 senior atau senior2 kami dgn rata2 bhs Inggris yg belepotan, padahal sebelumnya peserta diskusi yg ingin bertanya diberikan 2 opsi, boleh bertanya in English or in Bahasa. Tapi bukan org Indonesia namanya klo gak gengsi yah... buktinya berdasarkan cerita teman dari Paris (she's a native french loh ya), dgn logat Prancisnya yg kental doi cerita ke saya that every year volume turis dari Indonesia ke Paris senantiasa bertambah (walaupun kondisi perekonomian negara lagi morat-marit, tapi teteuup...gak ngaruh kali ya) dan rata2 kalo belanja pasti ke kawasan (aduh, saya lupa namanya!) buitk2 ternama yg org2 sono aja blum tentu mau soalnya emang mahal2!

Waduuhhh....jadi ngelantur nyeritain soal belanja sgala. Lucky, lucky, lucky....or bastard, bastard, bastard....saya mencium kemungkinan nama saya bakal berubah menjadi kedua opsi kata tsb, hehehe...gimana enggak, padahal di barisan belakang udah pada ngantri (kebanyakan senior2 cowok yg aktivis kampus) pada pengen nanya dgn berlomba2 paling tinggi mengacungkan tangan. Saya, yang notabene mengacungkan tangan paling gak bersemangat, super lelet...but finally Pak Ade S. Natawiria selaku moderator memegang prinsip ladies first, ujung2nya sayalah yg dipilih dari sekian penanya yang semuanya cowok dan merasa lebih pantas diberi kesempatan. Dengan ekspresi masih terbengong2, saya maju ke tempat mic dan dgn suara pelan memperkenalkan diri. tapi begitu ke bagian pertanyaan, wuih....rasanya kok ngalir gitu aja malah terkesan kaya ngobrol ya? Hahahaha.... Sebenarnya pertanyaan saya simpel, saya bertanya mengenai kelanjutan program visa lottery yg diselenggarakan US Embassy setelah Presiden AS benar2 berganti ketika usainya pemilihan pada 4 November 2008, dan apakah jika program tsb berlanjut akan diluaskan cakupannya ke bidang pendidikan, karena yang saya tahu program tsb khusus utk visa kerja saja. Padahal banyak sekali remaja2 Indonesia yg berniat&berminat melanjutkan pendidikan tingginya ke Amrik. Yang bikin saya senang sih...

1. Ms. Deeks said that my question is a good one, so she would tell the Embassy to be more considered the program on education. And she promised to contact me if there any further info! (wah, kesempatan bgt, saya langsung promosi blog abis2an plus menyelipkan nomor ponsel saya, hehe...who knows one day it might be works!)
2. Karena English saya lumayan lancar ketika mengajukan pertanyaan (udah kaya ngobrol aja), pandangan2 sirik gara2 gak kebagian kesempatan utk bertanya or awalnya meremehkan krn tampang saya kurang meyakinkan, menjadi lumayan appreciate. (hal ini terbukti ketika acara usai, lumayan banyak org yg tak dikenal atau blm knal, menyalami saya dan juga memberikan nomor poselnya pada saya! Bahkan ada juga beberapa dosen, baik dari fakultas sendiri maupun fakultas lain yang, well....rada narsis juga buat nulis kata ini: 'memuji' saya, dan juga Syska. Kami. Sedikit decak kagum juga sempat kami terima. At least, we have shown that we're deserve to have a chance to ask.

Senang juga karena ternyata keesokan harinya event diskusi tsb muncul di harian Radar Bogor edisi Kamis, 30 Oktober 2008. No wonder sih....soalnya Syska udah aware dgn keberadaan wartawan. Seperti biasa, saya baru sadarnya belakangan. Beberapa hal unik yg menarik perhatian saya selama diskusi adalah:
1. Swing state. Jadi ada lho beberapa negara bagian yg sampai detik ini belum atau memutuskan untuk gak memilih satupun dari kedua calon presiden yang ada!
2. Partai hanya2. Otomatis calonpun hanya ada 2! Ms. Deeks bilang memang ada beberapa partai kecil, tapi budget mereka kalah fantastis untuk ikutan pemilu. Jadi good bye my love deh... Kan lebih enak, cuma ada 2 calon, jadi kita sebagai pemilih bisa membandingkan dgn benar kedua kandidat yg ada. Di Indonesia sendiri saat ini tercatat ada 49 partai!! Bayangkan jika masing2 partai keukeuh menyalonkan kandidatnya sebagai capres, bisa2 modar rakyat Indonesia!! Ya walaupun perkiraan itu berlebihan, at least....paling sedikit berapa sih?? ada kali 5 capres yg bakal maju next year!
3. Pemilihan cawapres. Kalau di Indonesia kan satu paket tuh....kalau di Amrik, dipilihnya setelah udah manteb siapa aja yg jadi capres, lebih fair lah menurut saya.

Huff...yang jelas pada hari itu is a total blast!! What an unforgettable moment bagi saya dan Syska. tentang bagaimana kuliah tidak hanya terpaku di dalam kelas saja, tetapi juga pada prakteknya. Roundtable discussion Pembentukan Pengadilan Tipikor di Daerah, Diskusi Pilplres Amerika,.....what's gonna be the next????