Senin, 20 Oktober 2008

AGAIN: A LUCKY BASTARD

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji&syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya*serasa pembukaan pidato*,bla…bla…. Tapi saya baru menyadari memang betapa bersyukurnya saya atas kejadian yg baru saja menimpa saya pada Senin, 20 Oktober 2008 sekitar pukul 13.00 WIB.

Begini kronologisnya…
Pukul 11.30 WIB tanpa terasa kuliah Antrpologi Budaya yang diajar oleh Pak Mihradi pada hari ini berakhir sudah. Kuliahnya seru banget, dikarenakan sering sekali diselipkan pemikiran2 beliau yg segar dan menggelitik hati kami sebagai para mahasiswa hukum. Yang saya rasakan sampai saat ini, tiap mengikuti perkuliahan beliau pasti saja saya selalu mendapat pencerahan, istilahnya inspirasilah. Sebuah kuliah yg lebih dari ilmu teori semata, namun menyangkut kehidupan kita sebagai manusia. Betapa enaknya hari-hari jika diisi dgn kuliah seperti itu. ^_^

Hmm….memang pada hari Minggu saya sudah merencanakan ingin pergi ke Gramedia Botani Square demi membeli keperluan2 alat tulis dan beberapa buku yg menunjang proses perkuliahan karena sudah waktunya diganti ataupun habis. Kebetulan teman sekelas saya, Sisri, juga memiliki niat&tujuan yg sama. Akhirnya sepulang kuliah saya memutuskan untuk nebeng karena kebetulan dia membawa motor. Memang sih saya sudah pernah 2 kali dibonceng olehnya dan tidak pernah mengalami kendala yg berarti selama perjalanan, padahal dia tergolong ‘baru bisa’ mengendarai sepeda motor dan Eyang saya telah memperingati berulang kali agar saya hati2. Maka dari itu saya tenang2 saja ketika memutuskan dibonceng untuk yg ketiga kalinya. Dan memang selama perjalanan dari kampus ke Gramedia Botani Square mulus2 saja. Karena kebetulan lagi teman saya itu ingin ke Bank Mandiri yg terletak di Jl. Ir. H. Djuanda (sebelah Balaikota) untuk mengambil kartu mahasiswa sepulang dari sana dan searah juga dengan rute perjalanan pulang saya, maka saya kembali dibonceng dan minta diturunkan di depan Balaikota, sehingga nanti saya tinggal melanjutkan naik angkot 07 saja. Kejadiaan naas tsb bermula ketika motor kami berhenti di persimpangan Jl. Jend. Sudirman dgn Jl. Ir. H. Djuanda (biar gampangnya lampu merah setelah lap. Sempur dekat Regina Pacis&Koramil RS Salak, yg pas tanjakan itu lho….) karena memang lampu lalu lintas sedang berwarna merah. Ketika motor akan berbelok ke kiri, tiba2 saja melesat sebuah mobil kijang berwarna cokelat keluaran tahun 1997 mendahului kami dgn kecepatan luar biasa dgn cara menyalip ke arah kanan dan akhirnya menyenggol motor kami. untungnya teman saya dapat segera mengendalikan keadaan yg motornya nyaris jatuh ke kiri. Tapi saya??
1. Terhitung seminggu yg lalu saya memutuskan untuk memakai rok setiap hari Senin. Gak ada maksud apa2 siiihhh..supaya belajar feminin dikit aja….jadi pada saat itu saya memakai rok.
2. Karena saya memakai rok, otomatis dudukpun jadi menyamping (dgn menghadap ke kiri).
3. Ketika motor tersenggol, ajaibnya refleks saya bagus dgn segera turun sambil setengah loncat dari motor dgn posisi kedua kaki ajek (mirip posisi kuda2 pada bela diri pencak silat). Inilah keuntungan yg dimiliki jika kita belajar beladiri, terutama capoeira. Percaya deh, refleks menjadi sangat terlatih dan kita tetap dapat menguasai keadaan tubuh walaupun posisi tubuh kita sudah jungkir balik gak keruan! Hehehe… tapi memang selain karena perlindungan Allah dan keuntungan belajar beladiri tsb, tiba2 saja pada saat itu saya ingat perkataan bapak saya ketika masih kecil. Beliau berkata bahwa jika kita sebagai penumpang (ketika dibonceng menggunakan motor) wajib melompat turun dari motor jika merasa posisi motor akan jatuh (dgn kata lain jika sudah miring2 tanda gak stabil). Dan setelah kejadian tsb tentunya kata2 tsb takkan pernah saya lupakan!
4. Yang membuat saya jatuh sebenarnya adalah karena tas saya tersangkut di jok motor dan karena sebagian masih saya pegang, juga saking cepatnya kejadian tsb, dan motorpun tak langsung berhenti, jadi saya sempat terseret sejauh 5 m sebelum akhirnya jatuh berguling-guling dgn gerakan mirip2 akrobatik dlm capoeira. Hahaha….ini bagian lucunya! Soalnya saking bagus refleksnya malah jadi gerakan capoeira yg kluar tapi juga berguling2 gak karuan karena namanya juga jatuh dan posisi berakhir dimana saya jatuh terlentang di atas jalan raya dgn keadaan rok tersingkap kira2 20 cm di atas paha!! Thank God masih tercover karena saya menggunakan shortpants yg stretch berwarna hitam, walaupun tetap malunya gak ketulungan. Mana sempat disorakin sama supir2 angkot yg lalu-lalang. Huh, bukannya nolongin yah!
5. Masih untung saya menyadari hal tsb dgn cepat dan spontan menarik rok ke bawah, langsung berdiri sekaligus mengambil tas yg jatuh plus merapikan baju dan rambut dan naik kembali ke motor dgn cara yg mnurut saya cukup elegan. Mungkin karena masih shock jadi tidak terasa apa2. Malah teman saya yg sempat lemas dan khawatir dgn keadaan saya. Akhirnya saya minta diturunkan di depan Hotel Salak saja dan langsung meyetop angkot 07.
6. Begitu berada dalam angkot 07 saya baru merasakan perih di bagian2 yg lecet. Malah lebih parah, ketika sore harinya saya baru merasakan linu2 pada bagian tubuh yg memar. Tapi saya masih untung karena ketika berakhir pada jatuh dgn posisi terlentang kepala saya tidak membentur jalan ataupun tertabrak kendaraan2 yg melesat dgn supar cepat karena pada saat itu baru saja lampu hijau. Huff..saya jadi ingat Thata, sahabat saya semasa SMA. Soalnya dia juga pernah mengalami peristiwa yg hampir persis dgn saya, namun bedanya saat itu ia tersenggol motor yg melaju kencang ketka ingin menyeberang dan cedera yg dialaminyapun lebih parah, walaupun memang tidak sampai dirawat di rumah sakit juga. Sekarang saya tahu rasanya bagaimana dia ketika mengalami momen yg menurutnya cukup memalukan itu.

Memang dalam kejadian ini saya rasa kesalahan terletak pada kedua belah pihak. Pertama, si mobil kijang yg tidak sabaran salah karena menyalip ke kanan plus ngebut pula. Kedua, karena memang baru bisa mengendarai motor, teman saya juga salah mengambil jalur yang harusnya di sebelah kiri (karena dia menuju Jl. Ir. H. Djuanda yg posisinya di belokan kiri, alih2 malah mengambil jalur sebelah kanan) sehingga membuat motornya tersenggol oleh kendaraan yg ingin belok kanan atau menuju ke Jl. Jend. Sudirman. Tapi dalam hal ini saya tidak ingin mengkambinghitamkan siapapun. Memang sudah menjadi naas bagi kami, terutama saya. Juga menjadi peringatan agar kami lebih berhati2.

Bisa dibilang I was lucky. Malah a lucky bastard, karena saya selamat walaupun bandel karena telah berulangkali diingatkan oleh nenek saya untuk tidak coba2 dibonceng oleh orang yg baru bisa mengendarai motor. Tapi saya nekat dan masih selamat, juga hanya lecet2 saja sudah alhamdulillah. Dan keluarga begitu saya beritahu kejadian tsb dapat ditebak bahwa mereka terkejut tapi sekaligus heran juga, soalnya saya pulang dgn keadaan biasa2 saja dan sudah bisa bercanda menertawakan kejadian yg menurut saya naas sekaligus konyol itu (Apalagi Kikin, sepupu saya, sampai bertanya untuk memastikan apa saya masih waras atau tidak!). Bagi saya, lebih baik menyikapinya dengan santai dan penuh humor, dibandingkan dgn menyalahkan keadaan dan negative thinking, walaupun peristiwa tsb saya yakin merupakan teguran kecil dari Yang Di Atas karena mungkin akhir2 ini sholat dan ibadah saya yg lain banyak bolong2nya. Well, just lets keep the positive thing. Toh masih syukur badan saya hanya lecet2 dan sedikit memar, tidak cedera serius. Dan tidak perlu dirawat di rumah sakit yg pastinya memakan biaya yg tidak sedikit. Hanya perlu dibersihkan, diberi betadine dan diplester. Memar2nya juga tinggal diolesi counterpain dan minum jamu untuk persendian. Semuanya masih bisa ditangani dgn cara yg sangat biasa. Alhamdulillah ya Allah…tiba2 saja saya ingat sesuatu yg menenteramkan hati saya seusai mengerjakan sholat dzuhur dgn Q.S. Ar-Ra’d yg artinya: “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. “ Beneran lho…ketika itu saya benar2 merasakan betapa kecilnya kita sebagai manusia di hadapan Allah Sang Penguasa Semesta. Soalnya selama ini kayanya saya sudah biasa mendengar jutaan kesaksian orang2 yg merasakan ‘miracle’ semacam itu, tapi beda banget deh klo udah merasakan sendiri! Saya merasakan timbul semacam perasaan seolah-olah saat peristiwa itu terjadi saya tidak memiliki daya sedikitpun; seakan-akan ada yg mengcover itu semua. Kurang-lebih begitulah. Moga2 bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

P.S.:
- Pak Sapto, sumpah feelingnya kuat banget! Saya baru ngeh dengan hal ini ketika bertemu beliau di parkiran motor kampus yg memperingatkan agar kami untuk berhati2 saat mengendarai motor sebelum kecelakaan kecil tsb terjadi.
- Pak Aam, kayanya tulisan ini bisa jadi bahan tugas mata kuliah Bapak kan?? Hehehe…
- Pak Mihradi, jangan bosan2 mampir ke blog saya ya!Yah..walaupun masih jauh dari sempurna dan belum bermuatan hukum sedikitpun, tapi saya terus berusaha agar lebih baik lagi. Masih dalam proses mengumpulkan bahan dan keberanian soalnya, Pak! ^_^
- Thata…miss you, girl!!!

1 komentar:

Stevie Marley mengatakan...

"Tapi saya masih untung karena ketika berakhir pada jatuh dgn posisi terlentang kepala saya tidak membentur jalan ataupun tertabrak kendaraan2 yg melesat dgn supar cepat karena pada saat itu baru saja lampu hijau" Niez says......

disinilah kita harus berbangga dan bersyukur seyogyanya orang indonesia sudah dirancang oleh allah untuk selalu bersyukur, allah sudah memberikan teguran pada umatnya dengan memberikan cobaan, disinilah khas ciri2 orang indonesia udah jatuh guling2an kesana kemari ampe rok kemana2 tetep selalu untung hehehehe.......

ayo lah mahasiswa hukum isi dengan muatan intelektualnya.... ditunggu yah niezz,,sebentar lagi ada acara Maperca (masa perkenalan calon anggota) PERMAHI (perhimpunan mahasiswa hukum indonesia) tgl 7-9 ini organisasi diluar kampus ikut yah niezzz,,, lenkapnya ada di mading FH yg deket tangga....

jah bless u...