Rabu, 13 Agustus 2008

PERANG TARIF OPERATOR SELULER VS PERANG BATIN

Di bawah ini lansiran dari harian Radar Bogor edisi Selasa, 12 Agustus 2008 mengenai perang tarif iklan seluler:

Perang Tarif, Iklan Seluler Melonjak

JAKARTA-Model pemasaran dengan menurunkan tarif serendah-rendahnya diterapkan beberapa operator telekomunikasi untuk menarik pelanggan sebanyak mungkin. Seiring dengan itu, biaya iklan yang mereka keluarkan juga meningkat hingga 57 persen dibanding tahun lalu.
“Perang tarif antaroperator telekomunikasi mempengaruhi kenaikan belanja iklan di berbagai media sepanjang semester pertama 2008,” ujar Senior Manager Business Development Nielsen Media Research Indonesia (NMRI), Maika Randini kemarin. Belanja iklan dari sektor perangkat maupun layanan telekomunikasi meningkat dari Rp 1,243 miliar di semester pertama 2007 menjadi Rp 1,957 miliar di semester pertama 2008.
Dari data NMRI disebutkan, selama semester pertama 2008, PT Exelkomindo (XL) menghabiskan belanja iklan sebesar Rp 139 miliar atau meningkat 209 persen dibanding semester pertama tahun lalu yang mencapai Rp 44 miliar. Di posisi kedua, ditempati Esia dengan belanja iklan mencapai Rp 131 miliar atau meningkat 57 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 83 miliar.
Selain itu, belanja iklan Indosat-IM3 juga meningkat 209 persen dari sebelumnya Rp 38 miliar di paruh pertama 2007 menjadi Rp 119 miliar. Lantas belanja iklan Indosat Mentari mencapai Rp 118,6 miliar atau meningkat 104 persen dibanding semester pertama tahun lalu sebesar Rp 58 miliar. (wir)

* * *

Ada satu persamaan yg paling mendasar antara perang tarif operator seluler seperti pada lansiran berita di atas dgn perang batin yg saya alami sekarang: sama2 bikin pusing!

Begini logika sederhananya, perang tarif tsb bisa kita ‘nikmati’ tiap kali menonton TV dengan beraneka kegilaan dan keunikan dari masing2 operator. Mulai dari nelpon gratis, SMS gratis, macam2lah pokoknya. Semuanya berlomba2 menawarkan tarif semurah2nya yg memiliki kecenderungan menguntungkan konsumen. Konsep iklannyapun gila2an. Terus terang sebagai konsumen yg awam saya merasa bingung dan tertarik dengan semua penawaran yg digadang2kan tiap operator seluler tsb. Bahkan sering merasa eneg karena saking seringnya frekuensi penyiaran iklan perang tarif, saya sampai hafal berbagai program keuntungan tiap operator. Benar2 mendoktrin masyarakat Indonesia untuk berlomba2 menggunakan kartu perdana operator2 tsb sehingga kemungkinan besar bagi yg mudah terpengaruh ketika tertarik oleh salah satu operator, lalu tak lama kemudian ia menonton iklan dari operator lain yg ternyata programnya ‘lebih gila’ dari operator sebelumnya yg ia miliki, maka dengan segera ia membuang kartu lamanya dan membeli perdana operator yg ‘lebih gila’ tsb. Perangkat komunikasi menjadi begitu instan. Saya telah menyaksikan banyak teman2 saya yg sepertinya cepat terpengaruh dengan adanya fenomena tsb. Hal ini yg sebenarnya membuat saya jengah. Untungnya saya masih cukup waras untuk tidak mudah terpengaruh.

Sekarang akan saya korelasikan dengan perang batin yg saya alami. Saya akan pindah club capoeira; istilah kerennya transfer. Tapi ini bukan seperti transfer pemain sepak bola antar club atau transfer uang antar ATM. Bisa dibilang susah2 gampang. Terus terang hal simpel ini cukup menguras energi saya. Sampai sekarang saya masih maju-mundur untuk melakukannya. Clubnya masih satu kota dan dulu punya sejarah yg kurang mengenakkan satu sama lain. Sayapun pernah punya masalah dgn club yg lama. Saya sebenarnya sudah resmi keluar dari club yg lama, akan tetapi untuk masuk ke club yg baru tidaklah semudah menjentikkan jari, clik! Lalu saya masuk begitu saja. Ada banyak hal yg menjadi pertimbangan mengapa saya harus melalui berbagai prosedur untuk pindah, diantaranya adalah:

1. Karena saya pernah punya masalah dengan club yg lama, maka citra saya menjadi taruhan. Saya harus bisa meninggalkan club yg lama dengan citra yg baik&bersih.

2. Karena antar club ini pernah punya masalah juga, dan suatu kali saya juga pernah terlibat dlm salah satu masalah tsb, maka lagi2 saya harus membuat opini yg berkembang antarclub menjadi clear , bahkan netral.

3. Saya sudah sering membahas dalam tulisan2 sebelumnya bahwa ex-pelatih saya ada yg berkarakter keras dan inkonsisten. Dengan melewati prosedur pembicaraan 3 pihak, yaitu pelatih club lama, saya, dan pelatih club baru diharapkan tidak akan lagi opini2 miring yg berkembang (terutama di club lama). Ini sebenarnya masalah inti dari berbagai perang batin yg saya alami. Dalam hal ini saya juga harus bisa melawan rasa trauma saya ketika menghadapi intimidasi oleh pelatih saya dulu. Club yg baru memiliki disiplin internal yg telah ditentukan dari induk pusatnya di Brazil dan sebenarnya tidak menerima murid yg memiliki basic seperti saya. Tetapi saya dianggap pengecualian karena mereka bilang saya punya strong will untuk belajar dan maju. Sayapun dianggap korban pendoktrinan yg salah oleh club yg lama. Mereka juga ingin jgn sampai terkesan bahwa mereka yg menarik saya, padahal kenyataannya saya pindah atas keinginan saya sendiri.

Sebenarnya saya sedang mempersiapkan mental untuk menghadapi prosedur akhir kepindahan saya, yaitu pembicaraan 3 pihak tsb. Untungnya club yg baru sangat mensupport saya, memberikan saya encouragement, dan setia menunggu kesiapan saya untuk bicara. Karena sebenarnya ini bukan tentang masalah antarclub, tapi lebih ke diri saya sendiri. Saya tidak boleh lenje2 dan harus bisa mengambil sikap. Hal ini yg sebenarnya dirampas ketika saya bermasalah dgn club yg lama dulu dan menimbulkan trauma berkepanjangan. Sungguh, saya ingin cepat2 menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru dalam perjalanan capoeira saya. Saya ingin memahaminya dengan lebih baik dengan bergabung dgn club yg baru, yg memang akan berafiliasi dgn club yg resmi di Brazil.

Dari 2 fakta yg melanda saya tsb, akan saya buat premis2 dan kesimpulan.

Premis 1: Saya berhasil tidak terpengaruh godaan perang tarif seluler

Premis 2: Saya harus bicara antar 3 pihak untuk pindah club capoeira

Kesimpulan: Jika saya berhasil tidak terpengaruh godaan perang tarif seluler, maka saya bisa melakukan pembicaraan tsb dan jgn terhasut oleh opini2 yg hanya akan menghambat kepindahan saya!! Hehehehee…….

Tidak ada komentar: